Nah yang ini, waktu piknik ke Ancol, gaya photonya seperti 'wayang-golek' yang dijejer di batang pisang; begitulah zaman itu.
The Smiling Hero, beliau adalah pahlawan bagi kami, khususnya buat saya, beliau yang memungkinkan kami keluar dari kebodohan. Saya selalu memanjatkan do'a baginya, mudah-mudahan Allah menempatkan beliau (dan juga isterinya) mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Ini adalah kakak Bapak yang selalu saya sebut-sebut 'picontoeun', selalu membantu saudara dalam keadaan beliau dibutuhkan. Waktu beliau masih sehat, bahu-membahu ikut membangun rumah yang kami tinggali, mulai rumah yang pertama hingga rumah yang terakhir. Waktu kami kecil, kami mengaguminya sebagai 'Hercules'; sementara kakak Bapak yang satunya bertindak sebagai 'Arsitek'. Sayang photo beliau belum bisa ditampilkan.
Uwa ini, kakak Bapak persis, waktu saya SMP di Singaparna, saya tinggal bersama beliau, sementara orang-tua dan adik-adik sudah kembali ke Jakarta.
Adik perempuan kami yang pertama, Allah telah memanggilnya terlebih dahulu. Sempat berkeluarga dan meninggalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Saudaral laki-laki nomor tiga, kalau tidak salah photo ini diambil di Kampus IKJ atau di Youth Assembly Hall of North Jakarta, menjelang pementasan ?
Gaya rambut, celana Cut Bray dan sepatu kulit High Heel, yang sedang populer waktu itu. Inilah gaya 70an.
Saudara laki-laki nomor 4 dan 11, menurut catatan photo ini diambil tahun 1979.
Kumpul di meja makan, emak, saudara laki-laki nomor 4 (kaus putih), nomor 6 (kaus merah) dan saudara perempuan ke 2 atau nomor tujuh.
Photo ini diambil di rumah Jatimurni, Pondok Gede, ada saudara perempuan nomor 3 (atau nomor urut 8), nomor 2 (atau nomor urut 7; kayak daftar calon Legislatif ajah ?) dan saudara laki-laki nomor 10.
Kami masih terus mencari photo-photo dokumentasi untuk melengkapi posting berjudul "Kisah Tentang Keluarga nan Besar, Iing Suwarli's Family"
No comments:
Post a Comment