Monday, February 28, 2011

The Paradox of Age.


Life is not measured by the number of breath we take, but life is measured by the last moments of our breath. (-George Carlin).

The paradox of our time today is :

We have  higher buildings, but our resistance to anger became lower.
We build many wide roads , but our insights getting narrower.
We spent a lot of money, but less and less of what we have.
Many purchase, but the less that we can enjoy.
Our houses getting bigger, but our families will be smaller.
The house is more comfortable, but the less time we have to enjoy it.

We have more and more titles, but the more narrow sense, the more knowledge - but the less an assessment of good and wrong.

More and more experts, but more the problem, the more commonly found drugs, but less health.
We drank too much, too much smoking, sloppy, too seldom laughed, driving too fast, the more often angry, restless sleep, wake up in a state that is too tired, read too little, too much TV, and very rarely prayed.

We have doubled the desire, but reduced our values ourselves.
Too much talk, too little love and hate too often.

We have learned how to make a living, but do not make a living. We have been able to add years to our lives, but failed to bring life in the years of our lives.

We have been able to shuttle to the moon, but problematic to cross the street greet our neighbors.
We've conquered outer space, but could not conquer our self.

We have been doing things bigger, but failed to do things better.
We've cleaned up the air, but our souls full of pollution.
We've conquered the atom, but not able to conquer prejudice.

We're a lot of writing, but little learning.
We are many plans, but few reach.
We learn to pursue, but do not wait.

We make a lot of computers to hold information, to produce more copies, but we communicate less and less.
This is the time of his fast foods and slow digestion, human beings are physically larger, but the dwarf character.

Profits climb and fragile relationships.
This is double the revenue but divorces increase.
The houses are more beautiful, but a broken family.

This is sometimes shorter trips, disposable clothing, morality is wasted, the relationship one night, being overweight, and pills that can do everything, make happy, calm and at the same time, kill!

This is the time when a lot of things on display and the less that is stored. Age technologies that can bring this letter to you, and the time which gives the choice to you to share this reflection, or just delete it.

Remember
- To spend more time with people you love, because they will not be on your side forever.

Remember
- To say good words to people who admire you, because he will one day grow up and leave you.

Remember
- To give a warm hug to the person next to you, because that's valuable things that you can give with your heart without the cost.

Remember
- To say, "I love you" to your partner and those you love with sincerity.
Say it with heart and meaning. A kiss and hug would treat the wounded heart when it comes from your heart.

Remember
-To holding hands and enjoying time with him, because someday he will be with you again.
Give your time to love, love, give your time to speak, and give your time to share the precious thoughts.

Life is not measured by the number of breath we take, but life is measured by the last moments of our breath. 


Indonesian says:

Paradoks Zaman


Hidup tidak diukur dengan jumlah hembusan nafas yang kita ambil, tetapi hidup diukur oleh saat-saat terakhir hembusan nafas kita. (George Carlin).

Paradoks waktu kita saat ini adalah bahwa :

Kita memiliki gedung-gedung yang lebih tinggi, tetapi semakin rendah ketahanan kita akan amarah.

Kita membangun banyak jalan-jalan yang besar, tapi wawasan kita semakin sempit.

Kita banyak menghabiskan uang, tapi semakin sedikit apa yang kita punya.

Banyak membeli, tetapi semakin sedikit yang bisa kita nikmati.

Rumah-rumah kita bertambah besar, akan tetapi keluarga kita semakin kecil.

Rumah yang semakin nyaman, akan tetapi semakin sedikit waktu yang kita miliki untuk menikmatinya.

Kita memiliki semakin banyak gelar, tetapi semakin sempit akal,
semakin banyak pengetahuan--tetapi semakin  sedikit penilaian akan yang baik dan salah.

Semakin banyak ahli, akan tetapi semakin banyak pula masalah, semakin banyak ditemukan obat, tetapi semakin berkurang kesehatan.

Kita terlalu banyak minum, terlalu banyak merokok, ceroboh, terlalu jarang tertawa, mengemudi terlalu cepat, semakin kerap marah, susah tidur, bangun dalam keadaan yang terlalu penat, terlalu sedikit membaca, terlalu banyak menonton televisi, dan sangat jarang berdoa.

Kita telah melipatgandakan keinginan, akan tetapi mengurangi nilai-nilai diri kita.

Terlalu banyak berbicara, terlalu sedikit mencinta dan terlalu sering membenci.

Kita telah belajar bagaimana mencari nafkah, tapi tidak mencari hidup. Kita telah mampu menambahkan tahun-tahun dalam kehidupan kita, tetapi gagal membawa kehidupan dalam tahun-tahun hidup kita.

Kita telah mampu ulang-alik ke Bulan, tapi bermasalah untuk menyeberang jalan menyapa tetangga kita.

Kita telah menaklukkan ruang angkasa, tapi tidak mampu menaklukkan diri.

Kita telah melakukan hal-hal yang lebih besar, tetapi gagal melakukan hal-hal yang lebih baik.

Kita telah membersihkan udara, tetapi jiwa kita penuh polusi.

Kita telah menaklukkan atom, akan tetapi tidak mampu menaklukkan prasangka buruk.

Kita banyak menulis, tetapi sedikit belajar.

Kita banyak berencana, tetapi sedikit menggapai.

Kita belajar untuk mengejar, tetapi tidak menunggu.

Kita membuat banyak komputer untuk menampung informasi, untuk menghasilkan lebih banyak penggandaan, tetapi kita semakin sedikit berkomunikasi.

Inilah zaman-nya makanan cepat saji dan pencernaan yang lambat, manusia-manusia yang lebih besar fisiknya, tapi kerdil karakternya.

Keuntungan yang menanjak dan relasi yang rapuh.

Inilah masa pendapatan yang berganda tetapi perceraian bertambah.

Rumah-rumah yang semakin elok, tetapi keluarga yang berantakan.

Inilah kalanya perjalanan yang semakin singkat, pakaian sekali pakai, moralitas yang terbuang, hubungan satu malam, kelebihan berat badan, dan pil-pil yang dapat melakukan segalanya; membuat  gembira, menenangkan dan sekaligus, membunuh!

Inilah waktunya ketika banyak hal yang dipamerkan dan semakin sedikit yang disimpan. Zaman teknologi yang dapat membawa surat ini kepada Anda, dan waktu yang memberikan pilihan pada Anda untuk membagikan perenungan ini, atau justru menghapusnya.

Ingatlah
- untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang Anda kasihi, karena mereka tidak akan berada di sisi Anda selamanya.

Ingatlah
- untuk berkata-kata yang baik pada orang yang mengagumi Anda, karena ia suatu saat akan bertambah besar dan meninggalkan Anda.

Ingatlah
- untuk memberikan pelukan yang hangat pada orang di samping Anda, karena itulah hal berharga yang dapat Anda berikan dengan s epenuh hati tanpa harus mengeluarkan biaya.

Ingatlah
- untuk berkata, "Aku menyayangimu" pada pasangan Anda dan orang-orang yang kamu kasihi dengan tulus. Katakanlah itu dengan sepenuh hati dan arti. Sebuah kecupan dan pelukan akan mengobati hati yang luka ketika ia datang dari lubuk hati Anda.

Ingatlah
-untuk menggenggam tangan dan menikmati saat-saat bersamanya, karena suatu saat ia tak akan ada bersama Anda lagi. Berikan waktu Anda untuk mengasihi, mencintai, berikan waktumu untuk berkata-kata, dan berikan waktu Anda untuk membagikan pikiran-pikiran yang berharga.

Hidup tidak diukur dengan jumlah hembusan nafas yang kita ambil, Tetapi hidup diukur oleh saat-saat terakhir hembusan nafas kita.

BEAUTY & HEALTH RECIPES

To get a gorgeous lips, always pronounce words of kindness.
To get beautiful eyes, look good on everyone.

To get the form of a distinguished body slim, share their food with the starving
To obtain a distinguished body beautiful walk with science.

True beauty radiates from the soul.
 
Beauty someone does not depend on smoothness of his face, do not lie on your clothes imposed, not on the shape of her body.
 
But ... in the eyes, the way he views the world, because in his eyes is the gate leading to the every human heart, where love can be develop, grow and bear fruit sweet.

 
Please send  this ‘BEAUTY recipeto every person you care about, particularly to girls.   
Hopefully this recipe will encourage them to give award in itself.


Indonesian says:

 RESEP KECANTIKAN & KESEHATAN

Untuk mendapatkan bibir yang menawan, ucapkanlah selalu kata-kata kebaikan.
Untuk mendapatkan mata yang indah, lihatlah kebaikan pada diri setiap orang.

Untuk mendapatkan bentuk badan yg langsing, berbagilah makanan dgn mereka yg kelaparan
Untuk mendapatkan tubuh yg indah, berjalanlah dengan ilmu pengetahuan.

Kecantikan sejati terpancar dari jiwa.
Kecantikan seseorang tidak tergantung pada kehalusan wajahnya, tidak terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuhnya.
Tetapi...pada matanya; cara dia memandang dunia, karena di matanyalah terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta-kasih dapat berkembang, bertumbuh & berbuah manis.

Kirimkanlah 'RESEP KECANTIKAN' ini kepada semua orang yg anda sayangi terutama kepada gadis.
Semoga resep ini dapat mendorong mereka memberi penghargaan pada dirinya sendiri.

One day at the Fitness Center.

There are 5 guys in the locker room of a welknown fitness center, they changed clothes, suddenly sounding ring of a Mobilephone on a bench near them, one of them then took that gadget and answered, heard the conversation as follows:

> Man: Hello...?
< Gadget: Hallo Darling ...it's me ... You are in the Fitness Centre, aren't you ...?
> Man: Yeah ...! What's going on ?
< Gadget: Darling ... I'm at the Garden Orchid Mall ... then I look in the display for nice jacket and the price is only Rp. 750.000, may I buy ? Okey ?
> Man: Okay ... take ... but do not forget the bil please !
< Gadget: Incidentally there is an exhibition of Honda CRV on the ground floor that you saw which published in the news paper this morning.
> Man: How much is ...
< Gadget: Not really expensive ..it's only Rp. 380 million ...take it ...or not, okey ? 
> Man: Yes ... please take it ... but do not forget the bil ... OK?
< Gadget: Please hang on a minute honey ... Darling, do you remember the Apartment at Orchid Park is on the 18th floor,... with 3 rooms. He said he wil sell with special price, very cheap ... and I'm sure that you also love this, right ?
> Man: How much ...?
< Gadget: Not realy expensive ... only Rp. 850 million ... take it or not ...?
> Man: Please bargain ... if possible not ore than Rp. 700 milion ...
< Gadget: Okay Darling ... thank's a lot dear ... I love you ...
> Man: Me too ... bye ...

After finished the conversation, he asked all men in the room who have this gadget.


> Man: Anyone know, who has this gadget yeah... ...???

Indonesian says:

Suatu hari di Fitness Center


Ada 5 cowok di kamar ganti pria sebuah fitness centre yang beken, lagi asyik-asyiknya mereka mengganti pakaian, tiba-tiba terdengar deringan Hp di bangku panjang dekat mereka, seorang dari mereka lalu mengambil HP tersebut dan menjawab, terdengar percakapan sebagai berikut:
>Pria : Halo...?
<HP   : Haloo mas...ini aku...Mas di Fitnes Centre khan...?
>Pria : Ya....ada apa....?
<HP   : Mas....aku lagi di Mall Taman Anggrek....trus aku ngeliat jaket bulu yang  bagus di etalase dan harganya cuma Rp. 750.000, boleh gak beli?......Boleh ya?
>Pria : Iya dech....ambil....tapi jangan lupa kwitansinya....ya!

<HP: Kebetulan ada pameran Honda CRV di lantai dasar....itu lho yang dimuat di koran tadi pagi.
>Pria : Harganya berapa...?
<HP: Nggak mahal kok...cuma Rp. 380-an juta....ambil nggak....pengin gak?
>Pria : Ya....udah ambil dech....tapi jangan lupa kwitansinya....ok
<HP   : Sebentar jangan ditutup dulu....itu lho Mas...tahu khan, Apartemen Taman Anggrek yang di lantai 18,...yang 3 kamar. Katanya mo di  jual....dan lagi murah.  Mas juga juga suka apartemen itu khan? 
>Pria : Harganya berapa....?
<HP   : Nggak mahal koq....cuma Rp. 850 juta....ambil nggak....?
>Pria : Tawar dong....kalo bisa jangan lebih dari Rp. 700 juta..
<HP   : Iya dech....oke Mas...makasih banyak lho....aku sayang Mas....
>Pria : Mas juga....daaah...

Setelah pembicaraan selesai, pria itu bertanya kepada kesemua pria yang ada di dalam ruangan tersebut.

>Pria : Ada yang tahu, HP ini punya siapa yaaaahh...?????

Sunday, February 6, 2011

Do Not Forget to Remember - STM I DKI Jakarta 1970


The period of initiation.

This song is hard to lose in my memory, because this song is sung repeatedly by a fellow prospective students when a period of initiation in the  STM 1 DKI Batch1970.

Sorry I've forgotten the name of this friend, I hope someday I can remember him again, his voice of a friend who seems to activists in the church choir is great, if at that era IMB (Indonesia Seeking Talent), already exists, we would have encouraged him to participate that event. Our Senior pleased "punish" him just want to hear the amazing voice.

The period of initiation in that era was still  "cruel", but not to physical harm. Drink fish oil, or noodles that are mixed levertran as an ordinary menu. Rolling on the floor full of grease or oil should we passed with sincerity. One of the senior with fat-body which I still remember is Bung Gento (later I got information, he has offices in Dinas Perhubungan Darat in the Bus Terminal Pinang Ranti and Kampung Rambutan). But there is also a Senior who "protector" such as Bung Reindhart, he is very mature and often reminding his friends when there is too excessive.

Principal and Teachers.

When I entered, the principal is held by Mr. Rahman. The period was hard times, the school had just run a few years and just began to grow . As I remembered there was an existing third class, but we do not have any equipments nor workshop for practice and should be "boarded" in the STM Kampong Java. At that time our seniors "provoke the Junior" to held a demo to  headmaster, demanding procurement of equipments and practices have their own workshop. As a Junior though sometimes we think just feel sorry for Mr. Rahman is already old "pressured" by his students who fiercely.

But those demonstrations was worked, equipments and machineries began to arrives. Consequently at the time of my force, no longer practices in STM Kampong Java. Welding machines that had made us "Belek" and lathes are available. Other machines are phased complement our workshops. Similarly to the Department of Electricity and Civil Buildings.

In my batch, we also witness the turn of the Headmaster Mr Rahman to Mr. Dasril Syam, he is a continuing effort Mr.Rahman to complete pack equipment needs practice in this beloved school.

Some teachers are still remain in my memory is a funny Mr.Djaelani Hadi, Mr. Andi Reynurth sports teacher. Mrs. Tomo is always serious and dignified. Mrs Halida Chanum was beautiful woman. Mr. Nusyirwan who then entered the active military. Mr. Anton who later became Dean of the Faculty of Engineering at the University of Pancasila. Unfortunately I've forgotten the name of others. Maybe someday there my classmates who could complete it.

Sports at Lapangan Banteng.

In my era. This school in the morning are used for ST. While STM school at noon-day. Sports lessons held at the Lapangan Banteng, which is partly used as a bus terminal. Field we use is the eastward field. While the swim events held at the Cikini Swimming Pool, which no longer exists.

Oh yes, one thing has not forgotten, one of my seniors, she was a student  of Electro -era women's soccer players were named Katherin, her club is renowned female soccer club at the time, a friend of one club with Mutia Datau goalkeeper pioneer woman of his era, under the group of Berita-Yudha’s newspaper.

Engage of gang fight.

“Tawuran”  that time there also. As I remembered, ever any fight with SMA Negeri 10 because the distribution of tickets for KAPPI Anniversary perceived unfair. The event was held at THR Lokasari  by night. In the tomorrow morning the SMA 10, attacked, glass windows are broken, the laboratory was shattered. They had closed several days for repairs.

Another "Opponent" is SMA Budi Mulia, the school of the "bourgeoisie" is often a target of "outrage" of our school, the reason may be just "envious" . Be understanding “envious” is sign of  unablelity.

Other schools are SMA Negeri 2, school of Candra Naya. Usually because it "offended". Understandably feeling "the marginalized", that always very  sensitive. The issue of abusive school attributes, such as stepping on the issue of beret is most often used as an excuse to attack the other schools.

Anyway we always have a good reason for the engage in gang fight. This often makes Mr. Dasril Syam be all-wrong.

Friends.

At my age, there are only 3 departments, namely: Mechanical Engineering, Electrical and Civil Buildings.
My close friend which I still remember them: Ambrosius son of Ambon live in Kwini, Rahmat kribo who often traveling and do not hesitate to sleep in police stations, (his father was a mechanic of Garuda so often can be a free ticket), Rizwan Azwar (his father was a member of PolAirud ) later he was one of the Marconist on Pelni’s ship.  

Sutarto, friends alike with Rizwan Azwar practices in ship of Pol-Airud, ever met in the bank, he worked at Mitsubishi Tiga Berlian, now he is already hajj. 

Julius Caesar Mandik, last met as a Packaging Hall Manager at Delta Indonesia. Parno he is a Nganjuk boy met as the Head Mechanic at the Central Workshop in Ciracas Jakarta Fire Department.  

R. Sukandi boy of Sukabumi and Jojo (Just called name, the name is actually pretty cool but I forgot) those boys from Komseko Glodok had worked in Hotel Jayakarta. Later Jojo has own business  across the Hotel Mulia Senayan as planters, unfortunately I have not had a chance to meet him.  

Martha-Jaya he is a cousin of Ponco Sutowo, last met as one staff at maintenance in  Dock of Pertamina Dumai.  Mohammad Ali, last met as a private assistant of LKBN Antara Chairman.

Other names that I still remember a long time but do not meet them, Endang Mustafa, the son of Tasikmalaya. Syahdinoor Jambi’s boy, David's son of Teluk Gong, Sunarto, Achmad Sutarya and many other names that have been forgotten. I still hope one day can still be met with those of them also other friends.

Prayer and hope.
 
Through this simple article, I would like to invite all my friends to say their prayers to God Almighty, may soul of teachers who have preceded us, who have shared knowledge with us, get the best place with Him. Also pray for friends who have been facing the Creator may God forgive their sins and mistakes.
 
We are which still given the chance to live up to this time, hopefully still be useful for others and make us all Khusnul khatimah.

To all younger alumni and a students which are still studying in this school, stay focused and consistent on your goals that you want to accomplish. Mandatory law tried it, though in the end God step that determines the outcome.
 
To friends and younger sisters or brothers that want to add or complete this nostalgic story will be greatly appreciated.



Indonesian says:

Masa perpeloncoan.

Lagu ini sulit hilang dalam ingatan saya, karena lagu ini berulang dinyanyikan oleh seorang teman sesama calon siswa ketika menjalani masa perpeloncoan di STM 1 DKI angkatan 1970. 

Maaf saya sudah lupa nama teman ini, mudah-mudahan suatu saat saya bisa mengingatnya kembali, suara kawan yang nampaknya aktivis paduan suara di gereja ini bagus sekali, andaikata pada saat itu sudah ada IMB (Indonesia Mencari Bakat), kami pasti sudah mendorongnya untuk ikut acara tersebut. Senior kami senang “menghukumnya” agar bisa mendengar suaranya yang mengagumkan itu.

Masa perpeloncoan di jaman kami masih termasuk “kejam”, tapi tidak sampai mencederai fisik. Minum minyak ikan, atau mie yang dicampur levertran adalah menu biasa. Bergulingan di lantai yang penuh olie bekas harus kami lewati dengan ikhlas. Salah satu senior berbadan tambun yang masih saya ingat adalah Gento (belakangan saya dapat informasi, beliau dinas di Dishub-DKI dan pernah ditugaskan di Terminal Bus Pinang Ranti dan Kampung Rambutan). Namun ada juga Senior yang “pelindung” seperti Bung Reindhart, beliau sangat dewasa dan sering mengingatkan teman-temanya bila ada yang lebay.

Kepala Sekolah dan Guru-Guru.

Ketika saya masuk, Kepala Sekolah dijabat oleh pak Rahman. Masa itu masa-masa sulit, sekolah baru saja berjalan beberapa tahun dan mulai berkembang. Seingat saya sudah ada kelas 3, tetapi kami belum memiliki perlengkapan/bengkel praktek sehingga harus “menumpang” di STM Kampung Jawa. Pada jaman itu para senior kami “memprovokasi para Junior” untuk mendemo kepala sekolah, menuntut pengadaan perlengkapan praktek dan punya bengkel sendiri. Sebagai Junior kami menurut saja walau terkadang kasihan pada pak Rahman yang sudah sepuh “ditekan” oleh muridnya yang garang.

Tapi demo-demo tersebut membuahkan hasil, peralatan dan mesin mulai berdatangan. Alhasil pada waktu angkatan saya, tidak lagi numpang praktek di STM Kampung Jawa. Mesin las yang sempat membuat kami “belek” dan mesin bubut sudah tersedia. Mesin-mesin lain secara bertahap melengkapi bengkel kami. Demikian juga untuk jurusan Listrik dan Bangunan Sipil.

Angkatan kami juga menjadi saksi pergantian Kepala Sekolah dari pak Rahman kepada Pak Dasril Syam, beliau ini yang melanjutkan usaha pak Rahman melengkapi kebutuhan perlengkapan praktek di sekolah tercinta ini.

Beberapa orang guru yang masih menempel di memori saya adalah pak Hadi Djaelani yang lucu, pak Andi Reynurth guru olah-raga. Bu Tomo yang selalu serius dan berwibawa. Bu Halida Chanum yang cantik. Pak Nusyirwan yang kemudian masuk militer aktif. Pak Anton yang kemudian jadi Dekan Fakultas teknik di Universitas Pancasila. Sayang saya sudah lupa nama lain-lainnya. Mungkin suatu saat ada teman seangkatan saya yang bisa melengkapinya.

Olah Raga di Lapangan Banteng.

Pada jaman saya. Sekolah ini di pagi hari digunakan untuk anak-anak ST. Sedangkan STM sekolah pada siang-harinya. Pelajaran olah-raga diselenggarakan di Lapangan Banteng, yang sebagian digunakan sebagai terminal bus. Lapangan yang kami gunakan adalah lapangan yang disebelah Timur. Sementara kegiatan olah-raga berenang diselenggarakan di Kolam Renang Cikini, sekarang sudah tidak ada lagi.

Oh ya, satu hal yang tidak terlupa, salah satu senior saya, ada siswi bagian Elektro yang merupakan pemain sepak bola wanita jaman itu, namanya Katherin, klubnya adalah klub sepakbola wanita terkenal pada waktu itu, teman satu klub dengan Mutia Datau pelopor penjaga gawang wanita di jamannya, di bawah grup surat kabar Berita Yudha.

Tawuran.

Jaman itu tawuran sudah ada juga. Seingat saya, pernah ada tawuran dengan SMA Negeri 10 karena pembagian tiket HUT KAPPI yang dirasakan tidak fair. Acaranya di selenggarakan malam hari di THR Lokasari. Besok paginya sekolah SMA Negeri 10, kaca dan ruang laboatorium dibuat berantakan. Mereka terpaksa diliburkan beberapa hari untuk perbaikan.

“Lawan” lainnya adalah SMA Budi Mulia, sekolah para “borju” ini kerap jadi sasaran “kemarahan” sekolah kita, alasannya mungkin cuma “sirik” aja kali ya (?). Maklum sirik kan tanda tak mampu.

Sekolah lainnya adalah SMA Negeri 2, sekolah Candra Naya. Biasanya karena “tersinggung”. Maklum perasaan “kaum marjinal” khan sensi. Isu melecehkan atribut sekolah, seperti menginjak baret adalah isu yang paling sering dijadikan alasan untuk menyerang sekolah lain.

Pokoknya kami selalu punya alasan yang “bagus” untuk  tawuran. Hal ini sering membuat Pak Dasril Syam menjadi serba-salah.

Teman-teman.

Pada jaman saya, hanya ada 3 jurusan, yaitu: Mesin, Listrik dan Bangunan Sipil. Teman satu jurusan dan satu angkatan yang masih saya ingat diantaranya: Ambrosius anak Ambon dari Kwini, Rahmat kribo yang sering berkelana dan tidak segan tidur di pos polisi, (ayahnya seorang mekanik Garuda jadi sering dapat tiket gratis), 

Rizwan Azwar (ayahnya seorang anggota PolAirud) belakangan beliau adalah Markonis di salah satu kapal Pelni. 

Sutarto, teman sama-sama praktek dengan Rizwan Azwar di kapal Pol-Airud, pernah ketemu di bank, beliau bekerja di Mitsubishi Tiga Berlian, sekarang sudah haji. 

Julius Caesar Mandik, terakhir ketemu sebagai Packaging Hall Manager di PT Delta Indonesia. 

Parno anak Nganjuk terakhir ketemu sebagai Kepala Mekanik di Bengkel Pusat Pemadam Kebakaran DKI di Ciracas. 

R. Sukandi anak Sukabumi dan Jojo (Cuma nama pangilan, nama sebenarnya cukup keren tapi saya lupa) yang anak Komseko Glodok pernah bekerja di Hotel Jayakarta. Belakangan Jojo jadi pengusaha tanaman di seberang Hotel Mulia Senayan, sayang saya belum punya kesempatan untuk menemuinya. 

Martha Jaya yang saudara sepupu Ponco Sutowo, terakhir ketemu sebagai salah satu staaf maintenance di Dok Pertamina-Dumai. Muhammad Ali terakhir bertemu sebagai asisten pribadi kepala LKBN Antara (Mr. August Marpaung)

Nama-nama lain yang saya masih ingat tapi sudah lama sekali tidak berhubungan diantaranya, Endang Mustofa, anak Tasikmalaya (satu kabupaten dengan ibu saya). Syahdinoor anak Jambi, Daud anak Teluk Gong, Sunarto, Achmad Sutarya,  dan masih banyak nama lain yang sudah lupa. Saya masih berharap suatu hari nanti masih bisa ketemu dengan teman-teman lainnya.

Do'a dan harapan.

Melalui tulisan sederhana ini, saya ingin mengajak semua teman-teman untuk memanjatkan do'a ke hadirat Tuhan YME, semoga arwah guru-guru yang telah mendahului kita, yang telah berbagi ilmu pengetahuan dengan kita, mendapat tempat terbaik di sisiNya. Juga do'a untuk teman-teman yang telah menghadap Sang Pencipta semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan mereka.

Kita yang masih diberi kesempatan hidup sampai saat ini, mudah-mudahan masih bisa bermanfaat bagi sesama dan menjadikan kita semua khusnul khatimah.

Adik-adik alumni maupun yang masih menuntut ilmu di sekolah ini, tetaplah fokus dan konsisten pada cita-cita yang ingin kalian capai. Berusaha itu hukumnya Wajib, meski pada akhirnya Tuhan jualah yang menentukan hasil akhirnya.

Kepada teman-teman dan atau adik-adik yang berkenan menambahkan dan atau melengkapi cerita nostalgia ini akan sangat saya hargai.